Karya
Fatia Amalia Maresti
Semalam hujan lebat membasahi
tanah kering pelataran rumahnya. Kabut tebal disinari matahari menambah
semerbak bau udara pagi. Namun suasana hatinya tidak seindah kabut putih yang menyelimuti
pemandangan pagi itu. Hari ini waktunya kembali ke sekolah, menjalani lagi
rutinitas membosankan sebagai pelajar. Gadis remaja ini bernama Vero, saat ini
dia duduk di kelas XI. Dia memiliki kakak bernama Lyta, selisih umurnya terpaut
satu tahun. Lyta memiliki wajah cantik dan kulit putih. Tubuhnya proporsional
dengan rambut bergelombang indah. Dia tidak terlalu menonjol dalam pelajaran
sekolah. Namun berbakat menjadi juru bicara dalam acara apapun. Sementara Vero,
penampilannya mungkin adalah yang paling rapi diantara semua anak sekolahnya.
Dia bertubuh tinggi semampai dengan badan yang terbilang kurus. Yang menjadi
ciri khas dari Vero adalah kacamata besar tebal yang dia pakai. Vero memiliki
cukup banyak prestasi di sekolah dan yang paling membanggakan adalah meraih
medali emas dalam Olimpiade Matematika Nasional. Vero cukup terkenal di kalangan
sekolah karena prestasinya itu
Hubungan
Vero dan Lyta lebih pantas disebut musuh-bebuyutan daripada saudara kandung. Teman-teman
mereka di sekolah seringkali heran. Dimana pun dan kapan pun mereka tidak
pernah terlihat rukun. Mereka selalu bertengkar mengenai segala hal, bahkan untuk
hal sepele sekali pun. Mereka tidak pernah terlihat jalan beriringan, apalagi
makan bersama di kantin. Meski begitu mereka adalah sepasang saudara paling
terkenal di sekolah. Kata orang mereka pasangan saudara yang serasi, kakak yang
cantik dan adik yang pintar. Namun bagi Vero dan Lyta keserasian ini merupakan
awal perselisihan mereka.